JOMBANG — Pagi yang masih muda di halaman MAN 1 Jombang berubah menjadi panggung semesta kecil ketika peringatan Hari Guru Nasional 2025 digelar pada 07.00 WIB. Udara terasa lebih sejuk dari biasanya, seolah ikut menyambut para pendidik yang selama ini menyalakan cahaya di ruang-ruang kelas.

Acara dibuka dengan apel pagi, barisan rapi para siswa berdiri tegap di bawah langit yang perlahan cerah. Di antara mereka, tertanam rasa hormat yang tak terucap untuk para guru—orang-orang yang setiap hari menanamkan pengetahuan dan keteladanan, meski tak selalu terlihat.

Setelah apel, halaman madrasah berubah menjadi arena kreativitas. Talent on Show menghadirkan rentetan penampilan dari berbagai ekstrakurikuler:
— Paskib yang menampilkan ketegasan langkah,
— Tari yang memadu gerak dan irama,
— PKS yang menunjukkan kedisiplinan,
— OSIS yang membawa energi kepemudaan,
— Pramuka dengan ketangguhan dan kekompakannya,
— Taekwondo dan karate dengan semangat bela diri,
— serta paduan suara An Naja Khoir yang menutup dengan lantunan merdu, seolah menjadi doa bagi semua guru.

Dalam sambutannya, Kepala Madrasah MAN 1 Jombang, Dr. Hj. Saadatul Athiyah, M.Pd menyampaikan pesan yang menggugah:
“Menghargai guru jangan hanya pada 25 November saja, tetapi dalam tindakan nyata setiap hari. Kepada seluruh guru, jadikan pendidikan sebagai ladang perjuangan.”

Kalimat itu menggema di antara para siswa dan guru, seakan menjadi pengingat bahwa perayaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk memperbarui tekad—bahwa pendidikan adalah perjuangan panjang yang dijalani dengan hati.

Di MAN 1 Jombang, pagi ini terasa seperti puisi: sederhana, hangat, dan berat makna. Hari Guru Nasional bukan hanya peringatan, tetapi ikrar bersama untuk terus belajar, membimbing, dan menebar cahaya.