Mojokerto -- Di antara sejuknya udara pegunungan Trawas, semangat para Pramuka Penegak dan Pandega se-Jawa Timur berkobar tanpa padam. Grand Whiz Trawas, Mojokerto, menjadi saksi langkah-langkah muda yang siap menantang bencana dengan ilmu, keberanian, dan kepedulian.

Selama tiga hari, Jum’at hingga Minggu (31 Oktober–2 November 2025), kegiatan Pelatihan Tanggap Darurat Kebencanaan Krisis yang diselenggarakan oleh Pramuka UIN Kediri menghadirkan suasana yang sarat makna. Tidak sekadar pelatihan, tetapi perjalanan jiwa untuk memahami arti “siaga” dalam setiap kondisi.

Dari MAN 1 Jombang, empat nama muda penuh tekad ikut mengharumkan almamater:

1. Mochammad Hidayahtulloh Majid (XI-D)

2. M. I’zaz Rizqullah (XI-M)

3. Della Fitri Arifianti (XI-M)

4. Azkalmiya (XI-N)

Mereka hadir bukan sekadar peserta, melainkan pelita yang siap menyala saat dunia dilanda gelap. Rangkaian kegiatan yang padat—mulai dari Upacara Pembukaan, materi kebencanaan banjir, teknik pertolongan dan penyelamatan orang tenggelam, hingga materi dari Kwarnas—membentuk mental tangguh yang tak gentar pada krisis.

Suasana semakin hangat ketika kegiatan ditutup dengan Forum Penegak Pandega, wadah refleksi dan persaudaraan. Dari forum itu, lahir semangat baru: menjadi generasi yang tak hanya cerdas, tapi juga sigap, peduli, dan siap menolong kapan pun bencana datang mengetuk bumi pertiwi.

Di bawah langit Mojokerto yang mulai senja, para peserta pulang membawa lebih dari sekadar sertifikat—mereka membawa jiwa kepanduan yang sesungguhnya: berbakti tanpa pamrih, berani dalam aksi, dan tangguh dalam setiap keadaan.