Pendidikan merupakan fondasi penting dalam membangun daya saing suatu bangsa.

Di era globalisasi ini, penting bagi suatu negara untuk memiliki sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif.

Dalam hal ini, pendekatan pembelajaran dan asesmen berbasis literasi menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Pembelajaran berbasis literasi menempatkan kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis sebagai fokus utama.

Peserta didik tidak hanya diajarkan untuk menguasai materi, tetapi juga untuk memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi dengan baik.

Guru tidak sekadar memberi tugas untuk dihafalkan, tetapi membangun keterampilan berpikir reflektif yang mendalam.

Dalam konteks ini, asesmen berbasis literasi menjadi instrumen yang penting.

Asesmen yang berfokus pada pemahaman konsep dan penerapan pengetahuan, daripada sekadar mengingat informasi, memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan peserta didik.

Melalui asesmen ini, guru dapat melacak perkembangan individual peserta didik dan menyesuaikan pembelajaran sesuai kebutuhan mereka.

Kementerian Agama, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menyelenggarakan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) sebagai fondasi pembelajaran berkelanjutan di madrasah.

AKMI adalah asesmen diagnostik berskala nasional yang akan digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran dan peningkatan kemampuan literasi peserta didik.

AKMI dirancang sebagai instrumen penilaian untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi perbaikan sistem pembelajaran di madrasah.

Mulai dari kelas madrasah, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, dan tingkat nasional.

Hasil AKMI dijadikan referensi akademik dalam mendiagnosa dan mengintervensi proses pembelajaran, penyusunan atau perbaikan buku ajar, maupun intervensi kebijakan lainnya, termasuk kebijakan moderasi beragama.

Peserta didik dalam pembelajaran dituntut untuk aktif sehingga berujung pada terbentuknya karakter mandiri, kreatif, inovatif, dan tangguh dalam memecahkan masalah.

Untuk itulah guru harus memiliki wawasan, pemahaman, keterampilan, dan pengalaman yang memadai dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran guna membiasakan dan meningkatkan literasi peserta didik.

Oleh karena itu, setelah pelaksanaan AKMI, Kementerian Agama melaksanakan bimtek untuk guru tentang pemaknaan hasil asesmen ke dalam tindak lanjut pembelajaran.

Harapannya, ada perubahan proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan pembelajaran dan asesmen berbasis literasi secara konsisten. Hal ini dapat menghasilkan lulusan yang unggul dan siap bersaing di tingkat global.

Ini bukan hanya tentang meningkatkan peringkat dalam tes internasional, tetapi juga tentang memberdayakan individu untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang mampu menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri dan kreativitas. Goalnya, terwujudnya generasi emas Indonesia pada tahun 2045.

Oleh Haryanto Arbi (Guru Informatika MAN 1 Jombang, Tim Penyusun Instrumen AKMI Kemenag RI)